TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Oknum Polisi Langgar Aturan FIFA, Korban Jiwa Berjatuhan Diduga Karena Kekurangan Oksigen Akibat Gas Air Mata

Jatim Aktual, Nasional – Derby Jawa timur yang mempertemukan Arema Vs Persebaya di stadion Kanjuruhan Malang harus dibayar dengan Sangat mahal. 2/10/2022

 

Laga yang berlangsung pada jam 20:00 WIB tanggal 1 Oktober 2022 ini mengundang Animo yang sangat membludak yang turun kelapangan, polisi dan petugas keamanan lainnya merasa kewalahan, alih-alih mengamankan para suporter, mereka justru menembaki gas air mata kearah tribun yang berdesakan.

 

Tak terbayang bagaimana kesulitannya para suporter bernafas, karena dalam posisi berdesakan justru mendapat tembakan gas air mata yang membuat mereka kebingungan mau lari kemana.

 

Sementara menurut peraturan FIFA penggunaan gas air mata dalam pengamanan tidak diperbolehkan, peraturan ini tertuang dalam pasal 19 b tentang pengamanan dipinggir lapangan.

 

Terhitung sementara ini sudah ada 127 korban jiwa yang dinyatakan meninggal, baik di stadion Kanjuruhan maupun di Rumah Sakit setempat.

 

Sementara itu dari pihak Panpel telah mengajukan perubahan jadwal dari jam 20:00 ke jam 16:00 WIB. Pihak Panpel melayangkan surat ini tentunya bukan tanpa alasan. Mereka sudah memahami partai melawan Persebaya sangatlah besar dan animo yang akan membanjiri Kanjuruhan akan melebihi pertandingan-pertandingan lainnya.

 

Namun apa boleh dikata, surat yang di ajukan tim Panpel Arema Vs Persebaya ini tak dikabulkan oleh PT LIB tanpa memberikan alasan yang jelas.

 

Sejak berita ini di tulis, sudah banyak media yang mengabarkan dan turut berduka atas tragedi Kanjuruhan ini, dari mulai brfootbal, Marca, mirror dan guardian juga memberitakan tragedi ini. Di Indonesia sendiri banyak yang memberikan komentarnya, salah satunya dari pecinta sepakbola sekaligus dokter yakni dr. Tirta.

 

Dr. Tirta melalui akun Instagram pribadinya turut memberikan komentar tentang tragedi ini, dokter yang dikenal sebagai fans Liverpool ini tentu paham akan situasi ini, baik dari segi sepakbola ataupun dari segi kesehatan.

 

“Serusuh-rusuhnya suporter, penggunaan Gas Air mata itu sudah dilarang oleh FIFA distadion, karena akan membuat suporter berdesak-desakkan untuk keluar, dan kehabisan O² dan akhirnya hipoksia dan meninggal”. Tulis dokter Tirta di akun Instagram pribadinya.

 

“Banyak cara untuk crowd control, tapi bukan dengan menembakkan gas didalam stadion, harap diusut @divisihumaspolri”. Pungkasnya (Khd/Red)