Jatim Aktual, Banyuwangi – Presiden Joko Widodo pada hari Sabtu 3 September secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM mulai dari pertalite, Pertamax hingga solar. Kenaikan tersebut berlaku dari jam 14:30 WIB selepas diumumkan. Tentu keputusan tersebut banyak menuai protes dari banyak kalangan, khususnya kalangan Mahasiswa. 06/09/2022
Aliansi Mahasiswa Banyuwangi yang terdiri dari GMNI Banyuwangi, HMI Banyuwangi, IMM Banyuwangi dan Forum BEM Se-Banyuwangi sepakat untuk melakukan aksi bersama menolak kenaikan harga BBM pada hari Selasa, 6 September 2022.
Hal itu disampaikan setelah melakukan konsolidasi dan kajian bersama terkait persoalan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut. Hasil dari pertemuan tersebut, semua perwakilan organisasi intra dan ekstra kampus sepakat untuk turun aksi ke jalan dengan beberapa tuntutan yang lain diantaranya:
1. Menolak dengan keras kenaikan harga BBM.
2. Evaluasi SKK dan BPH MIGAS
3. Berantas mafia MIGAS
4. Copot Menteri ESDM karena tidak sanggup mengatur regulasi mengenai sirkulasi minyak mentah.
5. Revisi PERPRES nomor 191 tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian, dan jual eceran harga BBM untuk mempertegas pihak-pihak yang menerima subsidi.
6. Laksanakan pasal 33 UUD 1945
7. Mendesak DPRD Banyuwangi mengawal tuntutan mahasiswa Banyuwangi.
Aris Rahmatullah (koordinator umum Aliansi Mahasiswa Banyuwangi) mengatakan bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi kali ini tidak wajar dan cenderung terburu-buru. Seharusnya pemerintah juga memikirkan inflasi yang akan terjadi tidak akan selesai dengan bantuan yang diberikan secara tunai sekitar Rp. 600.000.
“Banyak hal yang perlu di evaluasi sebelum pemerintah menaikkan harga BBM, seharusnya pemerintah memprioritaskan kebutuhan primer dari pada kebutuhan sekunder. Maka dari itu kami menghimbau dan mengajak mahasiswa Banyuwangi untuk ikut bergabung dalam aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi.” Pungkas Aris. (Khd/Red)